Friday, June 25, 2010

Info Penting untuk Maba FKM UI 2010

2:12 PM

Pada saat Welcome MaBa I dan Briefing I kemarin, para MaBa diminta untuk mengisi biodata sebagai database OKK FKM UI. Akan tetapi, ternyata masih ada yang belum mengisinya. berikut adalah nama-nama mahasiswa baru FKM UI 2010 yang BELUM mengisi database OKK FKM:

  1. Ade Handayani
  2. Alfina Kharisma Wibowo
  3. Anak Agung Sagung Paramitha
  4. Andre Nur F. R
  5. Annisa Yuri Ekaningrum
  6. Astari Wardiah
  7. Aswinta
  8. Dina Watanabe
  9. Ayu Syabani W. M
  10. Delfina Siagian
  11. Desy Sulistiyorini
  12. Devika G. Sitorus Pane
  13. Dizi Bellari Putri
  14. Eko Yudhi Prasetya
  15. Ema Fiki Munaya
  16. Fenny Febrianita
  17. Herdina Jane P.
  18. Indah Khoirun Nisa
  19. Karina Lorensiyama
  20. Nicola Putri Sasmita

Bagi MaBa yang disebutkan di atas, harap segera melakukan konfirmasi dengan mengirimkan sms ke SEKAR dengan nomor 08567694139 dengan format:
Nama_Jenis kelamin_jurusan_No.HP_asal SMA_agama_email

Ditunggu konfirmasinya SEGERA karena hal ini berkaitan dengan kelompok FGD teman-teman 2010.
Terima kasih. Read More..

Wednesday, June 23, 2010

Briefing I (19 Juni 2010)

9:51 PM

3 Hari setelah welcome maba I, briefing I yang diadakan untuk para mahasiswa baru dari SIMAK dan PPKB diadakan. berikut ini kilasan dokumentasi dari acara yang berlangsung dari pukul 08.00 pagi sampai 12.00.

registrasi dahulu


ayo masuk ke ruangan



menyanyikan Indonesia Raya bersama


Sang pembawa acara

Tanya pendapatnya...


Project Officer OKK IM FKM UI 2010


Ketua BEM IM FKM UI 2010


Ketua MPM IM FKM UI 2010






Pemberian materi oleh Meliana Sari (KL 2006) yang diiringi antusiasme dari para maba



defile lagu-lagu perjuangan



terakhir, kesan-kesan dari peserta briefing I




Read More..

Hasbullah Thabrany : Be the Champion In the World!!!

7:58 PM


Gelar dokter dan hidup enak di California tak membuat perjuangan pria berhobi sightseeing ini usai. Kecintaannya akan tantangan dalam hidup terus digemborkan sebagai wujud motivasi diri. Tantangan itu bernama kesehatan masyarakat.



FKM, Awal Perubahan Menuju Perbaikan

Ketertarikan Hasbullah Thabrany pada bidang makara ungu dimulai saat dirinya masih mengemban ilmu di semester empat fakultas kedokteran. Saat itu, Hasbullah muda sempat menjadi wartawan media koran terbitan media nasional terbesar untuk bidang kesehatan. Lewat tugas yang diembannya, ia melihat tantangan yang ada dalam bidang tersebut dan memperoleh sisi lain dunia kesehatan yang selama ini hanya populer dari segi kuratif saja. Menurutnya, metode kuratif hanya bersifat memperbaiki secara sementara, “Kalau cuma ngobatin, jadi dokter ngobatin orang pilek,orang batuk gampang banget... tidak menantang! Tidak menyelesaikan masalah. Orang itu minggu depan bisa dateng lagi, batuk lagi, bolak-balik. Padahal, imbuhnya, masalah terbesar yang ada di masyarakat terpusat pada perilaku, lingkungan, dan juga sistem. Hal-hal tersebutlah yang seharusnya dibenahi secara keseluruhan.

Dedikasi dalam tantangan yang dipilihnya berlanjut hingga kini. Hasbullah aktif berkontribusi dalam masalah perasuransian Indonesia. “Masalah-masalah kesehatan banyak diselesaikan dengan asuransi,” terangnya saat dikonfirmasi alasan utama dirinya menggeluti bidang tersebut. Menurut Hasbullah, penyelesaian banyak masalah dapat diselesaikan dengan asuransi. “Amburadulnya manajemen rumah sakit, kualitasnya, harganya, dapat diselesaikan dengan asuransi,” imbuhnya. Hasbullah terjun dalam bidang asuransi semenjak 20 tahun silam. Saat itu dirinya masih mengemban ilmu di University of California di Berkeley, Amerika Serikat. Hasil studinya di negeri paman sam tersebut menyiratkan bahwa di negara-negara lain, asuransi menjamin semua penduduknya dan menyelesaikan banyak masalah. Oleh karenanya, asuransi merupakan the future problem in Indonesia, dan dapat menjadi titik tolak menuju perubahan yang lebih baik lagi.


Ragam Peluang Rambah Banyak Bidang

Berbeda dengan Hasbullah yang melihat FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat –red) sebagai suatu tantangan, banyak kalangan mahasiswa yang justru memilih FKM sebagai alternatif pilihan jurusan mereka. Hal ini mengingat stereotipe yang berkembang dan mengacu pada prospek kesejahteraan di masa mendatang. Menyikapi hal tersebut, Hasbullah memiliki pandangannya sendiri, “Soal rezeki Tuhan yang ngatur, dan pekerjaan selalu bisa kita create.” Menurut Hasbullah pula, peluang yang ada bagi mahasiswa FKM justru lebih besar. FKM dapat dijadikan entry point untuk merambah bidang lainnya. Sementara itu, kompleksnya mata kuliah di FKM juga menjadi tolak ukur FKM untuk bergerak di bidang lainnya. “Di FKM segala macam hal diajarkan, seperti komunikasi, administrasi kantor, skill psikologi, dan banyak skill lainnya yang ternyata ga hanya dibutuhin oleh institusi kesehatan, di luar kesehatan pun bisa,” imbuh praktisi pendidikan kelahiran Cawang ini.

Luasnya cakupan bidang ternyata juga diiringi oleh lingkup kerja yang luas, hingga menjangkau skala internasional. “Kalau saya berdialog atau berkunjung ke beberapa lembaga internasional, seperti WHO, UNDP, serta yayasan-yayasan internasional lainnya, banyak sekali saya temukan lulusan FKM yang bekerja di sana,” ujarnya. Hasbullah juga menambahkan bahwa stigma yang merendahkan kesehatan masyarakat muncul karena pada dasarnya orang tersebut belum mengenal esensi kesehatan masyarakat yang sesungguhnya.


Kontribusi Berskala Nasional

Sama halnya dengan cakupan bidang, kontribusi FKM pun telah mencapai skala nasional. “Kontribusi orang-orang FKM itu luar biasa. Dari sistem SKN, puskesmas, KB, serta sistem-sistem kesehatan lainnya banyak yang melibatkan orang-orang FKM. Lulusan sini (FKM UI –red) pun sudah mencapai 12 ribuan orang di seluruh Indonesia,” ujar Hasbullah yang pernah menjabat sebagai dekan FKM periode 2004-2008 ini. Hasbullah pun pernah terlibat dalam pembuatan naskah akademik undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Menurutnya, kebijakan, konsep serta otak pemikiran awal ini berada di tangan FKM.

Untuk jangka waktu ke depan, Hasbullah berharap FKM UI dapat menjadi supplier bibit-bibit unggul ke skala internasional. Hasbullah yang pernah bekerja pada suatu lembaga penelitian bergengsi di dunia, Rand Corporation, California ,berujar, “Orientasi kita jangan lagi nasional ataupun lokal. Kita harus jadi leader di ASEAN paling tidak. Sekarang kita masih ketinggalan sama Singapura, Malaysia, dan Thailand, ya harus kita kejar itu.” Selain itu, Hasbullah juga berpesan pada mahasiswa FKM, khususnya pada mahasiswa baru, untuk tetap menjadi yang terbaik. “Be the Champion of The World, that’s it. Upayakan itu. Tidak ada yang tidak bisa. Kalau kita sudah punya target dan yakin akan hal itu, insya Allah akan tercapai,” ujar anak pertama dari sembilan bersaudara ini menutup diskusi.


-Wawancara MEDIA BEM IM FKM UI 2009

oleh Nilam Winanda, dan Apriastuti Puspitasari-

Read More..

Monday, June 21, 2010

Pembagian FGD

9:48 AM

Assalamu'alaikum
Selamat Datang Mahasiswa Baru 2010. Ini ada pembagian FGD sementara. Silahkan klik link dibawah:
FGD OKK 2010.xls Read More..

Sunday, June 20, 2010

welcome maba I (16 Juni 2010)

8:51 AM







Akhirnya pada hari rabu, 16 Juni 2010, kami panitia OKK IM FKM 2010 bisa bertemu dengan para mahasiswa baru angkatan 2010. Berikut kilasan dokumentasi dari hari yang dipenuhi rintik hujan tersebut.

"maba.... maba.... maba FKM... ayo berkunjung ke FKM, gizi juga"


maba FKM yang mana yah??


maba FKM kan???
pakai pin dulu...


ini dia stand 'care for maba'





ayo tulis2....


dari balairung, lanjut ke Balai Kegiatan Mahasiswa (BKM) FKM..






Wah.. tidak sabar menunggu kedatangan maba snmptn dan umb...

Read More..

Monday, June 14, 2010

Saat Aku Maba

2:14 PM

Dua bulan lalu saya masih memakai baju putih abu-abu. Layaknya anak yang baru menginjakkan kaki di bangku sekolah dasar. Saya pun selalu menebak-nebak apa saja yang harus saya lakukan saat saya duduk di bangku kuliah. Mungkin ini juga yang dirasakan oleh para Maba yang lain. Apalagi ketika saya menginjakkan kaki di Kampus Universitas Indonesia, saya merasa gerbang menuju masa depan telah terbuka lebar. Sungguh bukan perjuangan yang mudah untuk bisa mencapai titik ini. Pastinya, kami Maba telah mengerahkan seluruh tenaga dan waktu kami untuk bisa ada di Universitas Indonesia.

Saat pertama kali ada di Universitas Indonesia niat saya hanya satu yaitu belajar dan setelah itu mendapat pekerjaan yang layak. Saya rasa itu lebih dari cukup. Tapi setelah duduk diantara para mahasiswa, saya menyadari peran sebagai mahasiswa. Kita adalah orang-orang beruntung yang masih memiliki kesempatan untuk megubah dunia dan Indonesia pada khususnya. Kita adalah motor dari pergerakan bangsa. Betapa ada banyak orang yang akan tergantung pada apa yang kita lakukan hari ini. Ditambah lagi predikat UI sebagai kampus perjuangan membuat saya menyadari bahwa saya adalah salah satu pejuang yang akan melawan berbagai bentuk “penjajahan” yang melanda Indonesia dan menjauhkan Indonesia dari bahaya laten. Semoga hal itu pula yang dirasakan oleh Maba yang lain.

Kita tak hanya belajar untuk kepentingan diri kita dan keluarga kita sendiri. Tapi mungkin suatu saat kita akan memberi pengaruh besar pada Indonesia. Ada satu kalimat yang selalu membuat saya semangat untuk melakukan suatu perubahan “We can change the world if we want because our world is in our hand”. Seperti juga yang ditulis Habiburrahman El Shirazy dalam novelnya Ketika Cinta Bertasbih yang dikutip dari Johann Wolfgang von Goethe “Kalau kamu ingin menciptakan sesuatu, kamu harus melakukan sesuatu”. Intinya, kita tak akan merasakan perubahan bila kita hanya bisa diam.

Saya teringat ketika saya mengerjakan tugas OKK yang diberikan kepada Maba. Saya teringat betapa saya dan teman-teman satu kelompok saya memiliki impian yang sangat besar terhadap Indonesia. Kami menginginkan Indonesia yang aman, tentram, damai dengan perekonomian yang stabil. Tak ada kesenjangan, tak ada gurat-gurat sedih pada anak-anak bangsa karena putus sekolah. Sungguh besar keinginan kami untuk bisa mencapai perubahan tersebut.

Kami sebagai Maba ingin ikut berkontribusi untuk perubahan Indonesia ke masa yang lebih baik. Akan tetapi, sebagai Maba saya pun sangat memahami. Mungkin masih sangat kecil kontribusi yang bisa kami berikan. Karena kami masih hijau, kami hanya seorang siswa yang baru lulus SMA dan baru menginjakkan kaki di bumi mahasiswa. Kami masih belum memahami betul apa isi Tridharma perguruan tinggi yang setahu kami seharusnya menjadi salah satu landasan bagi mahasiswa dalam bertindak.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya hanya bisa ikut berkontribusi lewat tulisan ini. Semoga suara hati dan semangat saya sebagai seorang Maba bisa ikut mengobarkan semangat Maba yang lain. Semoga saya dan Maba yang lain bisa turut serta meneruskan perjuangan para senior dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!

Read More..